Halaman

Minggu, 09 Desember 2018

MAKALAH JENIS JENIS PEMAKAYAN OBAT


BAB 1
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

              Farmasi adalah ilmu yangmempelajari  tenatang cara membuat , mencampur , memfeormulasi dan melakukan pembekuan senyawa  Obat .Obat  adalah bahan tunggal atau campuran yang digunakan semua makhluk untuk bagian luar maupun dalam guna mencegah  maupun mengobati penyakit.
            Inkompatibilitas adalah pencampuran antara dua reaksi atau lebih antara dua reaksi atau lebih antara obat – obatan dan menimbulkan ketidakcocokan atau ketidaksesuaian.Sediaan cair atau suspensi adalah sedian yang mengandung partikel tidak larut dalam bentuk halus yang terdispersi ke dalam fase cair atau suspensi  adalah sediaan yang mengandung partikel tidak larut dalam bentuk halus yang terdispersi ke dalam fase cair. Inkompatibilitas sedian cairan adalah inkomp yang terjadi pada sediaan cair, inkompatibilitas atau bisa di kenal dengan OTT (obat tak tercampurkan ) pada sedian cair biasanya terjadi inkomp secara fisika ataupun kimia tergantung pada larutan tersebut. Perubahan yang terlihat seperti larutan yang terjadi perubahan warna yang tak tercampurkannya dengan sediaan galenika, bahan – bahan tidak dapat bercampur, tebentuk endapan yang tidak larut, reksi yang berasal dari pengaruh zat –zat yang bereaksi asam atau basa, reaksi yang terjadi karena oksidasi atau reduksi, dan tidak stabil dalam larutan. interaksi dapat  terjadi antara pelarut dengan pelarut dengan zat terlarut, dan zat terlarut dengan terlarut.



1.1  Rumusan Masalah
1.1.1        Untuk mengetahui jenis –jenis obat dan bentuk contoh obat
1.1.2        Untuk mengetahui bentuk sediaan obat serta tujuan penggunaanya
1.1.3        Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian masing – masing sediaan obat.
1.3 Tujuan

   1.3.1   Tujuan Umum
     Untuk Macam – Macam Kemasan Obat

  1.3.2   Tujuan Khusus 
1.      Untuk mengetahui Jenis- Jenis obat, bentuk, dan contoh bentuk obat.
2.      Untuk mengetahui bentuk sediaan obat serta tujuan penggunaanya.
3.      Untuk mengetahui manfaat dan kerugian masing – masing sediaan obat

1.4 Manfaat 

    1.4.1   Bagi Mahasiswa
          Manfaat makalah ini bagi mahasiswa baik penyusun dan pembaca adalah untuk menambah wawasan terhadap farmakologi dalam macam macam kemasan obat dan kegunaannya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Jenis-Jenis Obat, bentuk, dan contoh bentuk obat
Banyaknya jenis penyakit yang bermunculan di masyarakat tentu menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya jenis – jenis obat yang diciptakan. Obat sengaja diciptakan memang untuk sebuah tujuan, yaitu : pengobatan suatu penyakit. Tingkat bahaya dari setiap penyakit pasti tidak sama. Sehingga untuk melakukan tindakan pengobatannya juga membutuhkan obat yang tepat. Berikut jenis-jenis obat :

     A .    Obat Berbentuk Tablet
         

Jenis obat tablet adalah bahan obat yang dipadatkan tanpa bahan tambahan (murni  bahan obat). Obat berbentuk tablet  pemakaiannya adalah dengan cara dimakan atau diminum. Jenis obat berbentuk tablet ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a.       Kemat
Jenis obat berbentuk tablet yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Obat berbentuk tablet ini dibuat sesuai dengan bentuk cetakannya dan memiliki ukuran yang sangat bervariasi.
b.      Hipodermik
Jenis obat tablet hipodermik ini adalah obat tablet yang mudah larut di dalam air. Proses pelarutannya juga terjadi secara sempurna.
c.       Effervescent
Jenis obat tablet effervescent ini memang sengaja dibuat agar mudah larut di dalam air. Penggunaan jenis tablet ini adalah dengan melarutkannya dahulu didalam air sebelum diminum. Tablet Effervescent ini tidak boleh langsung anda telan atau dimakan sebelum dilarutkan dalam air.
d.      Kunyah
Obat berbentuk tablet yang satu ini penggunaan dilakukan dengan cara dikunyah. Biasanya, jenis obat tablet seperti ini memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan dengan obat-obat yang lainnya, karena pemakaiannya yang harus langsung dimakan atau dikunyah.

      B.    Obat Berbentuk Serbuk (Pulvis)
    

Jenis obat ini adalah obat berbentuk serbuk yang merupakan campuran dari bahankimia atau obat, yang biasanya digunakan untuk pemakaian atau pengobatan luar. Jenis obat yang satu ini memiliki karakteristik homogen dan kering, serta homogenisitasnya dipengaruhi oleh ukuran partikel dan densitasnya atau berat jenisnya. Obat jenis ini juga memiliki derajat kehalusan tertentu.
        C.  Obat Berbentuk Pil


         
Jenis obat berbentuk pil ini adalah bentuk obat yang berbentuk bundar (bulat) padat kecil yang mengandung bahan atau zat obat. Pemakaian obat ini dilakukan dengan cara dimakan atau diminum. Bobot pil idealnya adalah berkisar antara 100 – 150 mg, biasanya bobot rata – ratanya adalah 120 mg, namun karena suatu hal, bobot tersebut sering tidak terpenuhi.
     D.     Obat Berbentuk Kapsul
         

Obat jenis kapsul ini terdiri dari bahan obat yang dibungkus dengan bahan padat, yang mudah larut. Bahan pembungkus ini sangat berguna agar obat mudah ditelan, menghindari bau dan rasa yang tidak enak dari obat, serta menghindari kontak langsung dengan sinar matahari. Obat bentuk kapsul ini umumnya berbentuk bulat panjang dengan pangkal dan ujungnya yang tumpul.
Akan tetapi beberapa pabrik membuat obat kapsul dengan bentuk khusus, misal ujungnya lebih runcing atau rata. Kapsul ini juga dapat mengandung zat warna yang aman atau zat warna dari berbagai oksida besi, bahan opak seperti titanium dioksida, bahan pendispersi, bahan pengeras seperti sukrosa dan pengawet. Biasanya bahan ini mengandung antara 10 – 15 % air.

E.    Obat Berbentuk Kaplet


         
Jenis obat kaplet ini merupakan jenis obat yang bentuknya penggabungan dari bentuk tablet dan kapsul. Kaplet ini tidak memakai pembungkus sebagaimana halnya obat berbentuk tablet pada umumnya, namun bentuk fisiknya menyerupai kapsul.
Selain bentuknya yang lebih menarik, bentuk ini juga berfungsi untuk melindungi obat dari pengaruh kelembapan udara atau untuk melindungi obat dari keasaman lambung. Kaplet pun merupakan obat padat yang dibuat secara kempa cetak sehingga bentuknya menjadi oval seperti kapsul.
F.     Obat Berbentuk Larutan
         

Obat jenis ini adalah obat yang bentuknya berupa larutan, yang dapat larut di dalam air, pemakaian obat jenis ini ada yang diminum dan ada juga untuk obat luar (seperti obat kulit).

G.    Obat Berbentuk Suspensi
         

Obat berbentuk suspensi ini pemakaiannya juga dilarutkan di dalam air. Namun ada bagian yang tidak larut, berupa butiran – butiran, contoh umumnya adalah vegeta.
H.     Obat berbentuk ekstrak 
Obat jenis ini dihasilkan dari proses extraksi dari bahan bahan obat - obatan, baik dari hewan ataupun tumbuhan. Obat berbentuk ekstrak ini merupakan sediaan pekat, yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisia nabati atau simplisia hewani dengan menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi ukuran yang ditetapk 
       

I.     Obat Berbentuk Salep
 

Obat ini adalah jenis obat luar, bentuknya berupa semi padat yang bisa dioleskan pada kulit atau selaput lendir. Bahan obat jenis salep ini harus larut dan terdispersi pada bahan  dasar salep.

     J.   Obat Berbentuk Suppositoria
         

Obat jenis ini merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Pada umumnya jenis obat ini akan meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
·         Penggunaan lokal : memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.
·         Penggunaan sistemik : aminofilin dan teofilin untuk asma, chlorprozamin untuk anti muntah, chloral hydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk analgenik antipiretik.

K.     Obat Berbentuk Cair Tetes
         

Obat ini berbentuk cair dengan penggunaan meneteskan ke bagian yang terkena penyakit. Obat ini biasanya digunakan untuk obat dalam, tetes mulut, tetes telinga, tetes hidung dan tetes mata.
L.     Obat Injeksi (suntik)
         



Istilah injeksi berarti adalah mendorong sejumlah cairan obat ke dalam tubuh menggunakan jarum suntik. Cara injeksi yang biasa digunakan oleh dokter, perawat ataupun bidan adalah IM (otot atau intramuscullar), IV (pembuluh darah atau intravena)SC(jaringan lemak dibawah kulit atau subcutan) dan ID(lapisan diantara kulit atau intradermal).
Obat jenis ini berbentuk cair (larutan,emulsi atau suspensi) yang disuntikkan ke tubuh penderita, dengan tujuan agar kerja obat lebih cepat dan untuk mengobati penderita yang tidak bisa makan obat melalui mulut. (Agoes. Goeswin. 2006) 


2.1  Bentuk Sediaan Obat Serta Tujuan Penggunaannya


1.      Pulvis (Serbuk). 
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
2.      Pulveres. 
Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
3.      Tablet (Compressi)
 Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih atau tanpa bahan tambahan.
·         Tablet Kempa : paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design cetakan.
·         Tablet Cetak : dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.
·         Tablet Trikurat : tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah jarang ditemukan.
·         Tablet Hipodermik : dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
·         Tablet Sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
·         Tablet Bukal : digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.
·         Tablet Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk langsung ditelan”.
·         Tablet Kunyah : cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.
4.      Pilulae (PIL)
 Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
5.      Kapsulae (Kapsul)
 Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
6.      Solutiones (Larutan)
     Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
7.      Suspensi 
Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
8.      Emulsi

2.1  Bentuk Sediaan Obat Serta Tujuan Penggunaannya

9.      Pulvis (Serbuk). 
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
10.  Pulveres. 
Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
11.  Tablet (Compressi)
 Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih atau tanpa bahan tambahan.
·         Tablet Kempa : paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design cetakan.
·         Tablet Cetak : dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.
·         Tablet Trikurat : tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah jarang ditemukan.
·         Tablet Hipodermik : dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
·         Tablet Sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
·         Tablet Bukal : digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.
·         Tablet Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk langsung ditelan”.
·         Tablet Kunyah : cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.
12.  Pilulae (PIL)
 Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
13.  Kapsulae (Kapsul)
 Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
14.  Solutiones (Larutan)


    Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
1          15.      Suspensi 
Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
2          16.     Emulsi 
2.1  Keuntungan Dan Kerugian Masing-Masing Sediaan Obat 
                                                         
*   Obat berbentuk tablet ini memiliki keuntungan seperti :
·         Tablet menawarkan kemampuan terbaik
·         Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah yang besar
·         Tablet paling mudah ditelan
·         Dapat disalut untuk melindungi zat aktif
·         Pemakaian oleh pasien lebih mudah
*      Obat berbentuk tablet ini memiliki kerugian seperti :
·         Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak dan padat
·         Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob)
·         Zat aktif yang rasanya pahit
·         Zat aktif yang peka terhadap oksigen

*      Obat berbentuk serbuk ini memiliki keuntungan / kelebihan seperti :
·         Campuran obat dan bahan obat sesuai kebutuhan
·         Dosisnya lebih cepat, lebih stabil dari jenis obat larutan
·         Bersifat disolusi atau cepat larut di dalam tubuh
·         Tidak memerlukan banyak bahan tambahan
*      Obat berbentuk serbuk ini memiliki kerugian seperti :
·         Kurang baik untuk bahan obat yang mudah rusak
·         Bahan obat yang pahit akan sukar tertutupi rasanya
·         Peracikannya relatif cukup lama
*      Obat berbentuk larutan ini memiliki keuntungan seperti :
·         Merupakan campuran homogen
·         Dosis mudah diubah – ubah dalam pembuatannya.
·         Dapat diberikan dalam bentuk larutan yang encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit diencerkan.
·         Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat terabsorpsi.
·         Mudah diberi pemanis, pengaroma dan warna dan hal ini cocok untuk pemberian obat pada anak-anak.
·         Untuk pemakaian luar bentuk larutan mudah digunakan.
*     Obat berbentuk larutan ini memiliki kerugian seperti :
·         Larutan bersifat voluminous
·         Stabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik
·         Memerlukan penambahan pengawet
·         Ketepatan dosis tergantung kemampuan pasien
·         Rasa obat yang kurang menyenangkan
*        Obat berbentuk pil ini memiliki keuntungan seperti :
·         Mudah digunakan dan ditelan
·         Menutup rasa obat yang tidak enak
·         Relatif lebih stabil
·         Sangan baik untuk sediaan yang lambat
*        Obat berbentuk pil ini memiliki kerugian seperti :
·           Kurang cocok untuk obat yang dikehendaki memberikan aksi yang cepat
·           Obat tertentu dalam keadaan larutan pekat dapat mengiritasi lambung
*        Obat berbentuk kapsul ini memiliki keuntungan seperti :
·           Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
·           Tidak diperlukan zat tambahan (corigens)
·           Bentuknya menarik
·           Mudah ditelan
·           Lebih enak dipandang
·         Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
·         Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
*      Obat berbentuk kapsul ini memiliki kerugian seperti :
·         Kelembaban tinggi akan berubah bentuk
·         Kelembaban rendah sifatnya rapuh
·         Disimpan di tempat yang sejuk dan kering
*        Obat berbentuk suspensi ini memiliki keuntungan seperti :
·         Memiliki homogenitas tinggi
·         Lebih mudah diabsorpsi
·         Dapat menutup rasa tidak enak/pahit dari obat
·         Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air
*        Obat yang berbentuk suspensi ini memiliki kerugian seperti :
·         Memiliki kestabilan yang rendah
·         Aliran yang terlalu kental
·         Ketepatan dosis lebih rendah
·         Perubahan sistem dispersi
·         Harus dikocok terlebih dahulu

 

BAB III
PENUTUP

3.1   KESIMPULAN
obat tablet adalah bahan obat yang dipadatkan tanpa bahan tambahan (murni bahan obat). Obat berbentuk tablet  pemakaiannya adalah dengan cara dimakan atau diminum. Jenis obat berbentuk tablet ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu : kemat, effervescent, triturat, hipodermik, kunyah.
obat berbentuk serbuk yang merupakan campuran dari bahan kimia atau obat, yang biasanya digunakan untuk pemakaian atau pengobatan luar.
obat berbentuk pil adalah bentuk obat yang berbentuk bundar (bulat) padat kecil yang mengandung bahan atau zat obat. Pemakaian obat ini dilakukan dengan cara dimakan atau diminum.
Obat jenis kapsul terdiri dari bahan obat yang dibungkus dengan bahan padat, yang mudah larut. Bahan pembungkus sangat berguna agar obat mudah ditelan, menghindari bau dan rasa yang tidak enak dari obat.
Obat kaplet merupakan jenis obat yang bentuknya penggabungan dari bentuk tablet dan kapsul. Kaplet ini tidak memakai pembungkus sebagaimana halnya obat berbentuk tablet pada umumnya, namun bentuk fisiknya menyerupai kapsul.
Obat yang bentuknya berupa larutan, yang dapat larut di dalam air, pemakaian obat jenis ini ada yang diminum dan ada juga untuk obat luar (seperti obat kulit).
Obat berbentuk suspensi pemakaiannya juga dilarutkan di dalam air. Namun ada bagian yang tidak larut, berupa butiran – butiran, contoh umumnya adalah vegeta.
Obat ekstrak dihasilkan dari proses extraksi dari bahan bahan obat - obatan, baik dari hewan ataupun tumbuhan. Obat berbentuk ekstrak ini merupakan sediaan pekat, yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisia nabati atau simplisia hewani.
Obat salep adalah jenis obat luar, bentuknya berupa semi padat yang bisa dioleskan pada kulit atau selaput lendir. Bahan obat jenis salep harus larut dan terdispersi pada bahan dasar salep.
Obat suppositoria merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Pada umumnya jenis obat ini akan meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
Obat berbentuk cair dengan penggunaan meneteskan ke bagian yang terkena penyakit. Obat ini biasanya digunakan untuk obat dalam, tetes mulut, tetes telinga, tetes hidung dan tetes mata.
Obat jenis ini berbentuk cair (larutan,emulsi atau suspensi) yang disuntikkan ke tubuh penderita, dengan tujuan agar kerja obat lebih cepat dan untuk mengobati penderita yang tidak bisa makan obat melalui mulut. 
3   2.  SARAN
·         Bagi institusi Pendidikan, hasil makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan di bidang kesehatan sebagai bahan informasi.
·         Bagi pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai materi tentang bentuk kemasan obat.



DAFTAR PUSTAKA 

Syamsudin., (2011). Buku Ajar Farmakologi : Efek Samping Obat. Jakarta : Salemba Medika.
Agoes. Goeswin. (2006). Seri Farmasi Industri: Pengembangan Sediaan Farmasi. Penerbit ITB.
Karch., Amy M., (2010). Buku Ajar Farmakologi Keperawatan.Ed.2.Jakarta : EGC.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar