BAB
I
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Seluruh tubuh
manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai sistem
integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini
terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar
(keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan
internal atau lingkungan eksternal).
Sistem integumen terdiri dari
organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem organ yang luar biasa melindungi
struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak toko dan
menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk mempertahankan
homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan
keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh
terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk
memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah
organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan
dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku,
kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening,
saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem yg menutupi, kulit terdiri dari lapisan
jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis)
dan lapisan subkutan yang mendasari (hypodermis atau subcutis).
Selain kulit,
ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen. Rambut adalah
organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut muncul dari
epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh
di bawah dermis. Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati,
mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari
pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah
melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya
sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari
keratin protein yang kaya akan sulfur.
II.
Rumusan masalah
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi
system integument?
III.
Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi dan
fisiologi system integument
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN KULIT
Kulit merupakan organ tubuh paling
besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ
yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi
dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak
atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang. Daerah yang paling tebal
(66 mm) pada telapak tangan dan telapak
kaki dan paling tipis (0,5) mm pada daerah penis.
2.I.1 FUNGSI KULIT
Kulit mempunyai berbagai fungsi
yaitu sebagai berikut :
1. Pelindung (Proteksi)
Epidermis terutama lapisan tanduk
berguna untuk menutupi jaringan jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi
tubuh dari pengaruh pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan
paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang
menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka
kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau
rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.
2. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai
rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin,
tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui
ujung-ujung saraf sensasi.
3. Pengatur panas (Termoregulasi)
2.1. PENGERTIAN KULIT
Kulit merupakan organ tubuh paling
besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ
yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi
dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak
atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang. Daerah yang paling tebal
(66 mm) pada telapak tangan dan telapak
kaki dan paling tipis (0,5) mm pada daerah penis.
2.I.1 FUNGSI KULIT
Kulit mempunyai berbagai fungsi
yaitu sebagai berikut :
1. Pelindung (Proteksi)
Epidermis terutama lapisan tanduk
berguna untuk menutupi jaringan jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi
tubuh dari pengaruh pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan
paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang
menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka
kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau
rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.
2. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai
rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin,
tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui
ujung-ujung saraf sensasi.
3. Pengatur panas (Termoregulasi)
4.Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan
kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat
menunjang penampilan.
Fungsi lain dari kulit yaitu kulit
dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun
konstraksi otot penegak rambut.
2.1.2. LAPISAN KULIT DAN BAGIAN
PELENGKAPNYA
Kulit
terbagi menjadi 3 lapisan:
1.
EPIDERMIS
Epidermis merupakan
bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian
tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan
telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada
kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis
melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat
makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding
kapiler dermis ke dalam epide.
Pada epidermis dibedakan
atas lima lapisan kulit, yaitu :
a. Lapisan tanduk (stratum corneum)
Merupakan lapisan
epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epidermis lebih ke
dalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki
inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit
mengandung air.
Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh
lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal.
Lapisan tanduk ini
sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut
dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal
dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah
terlepas dan digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap
sel biasanya hanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa
sedikit kasar sampai muncul lapisan baru.
Proses pembaruan lapisan
tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self
repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya usia dapat
menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat. Ketika usia mencapai
sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu sekitar 45 - 50
hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering,
lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja
dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat
digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini
sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya
penguapan air dari lapis lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara
tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang
cukup besar.
b.
Lapisan bening (stratum
lucidum)
Disebut juga lapisan barrier, terletak tepat
di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan
lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang
kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar
(tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan
telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari lapisan bening
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum)
Tersusun oleh sel-sel
keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam
protoplasmanya, berbutir kasar dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling
jelas pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.
d. Lapisan bertaju (stratum spinosum)
Disebut juga lapisan malphigi, terdiri
atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan
protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka
seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang
terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun
menjadi beberapa baris.
Bentuk sel berkisar
antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan
kulit makin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel
halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan
pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam,
banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan
taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal
lapis taju mengandung kolesterol dan asam amino.
e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum
basale)
Merupakan lapisan
terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan
kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini
bergerigi dan bersatu dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu
struktur halus yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis
cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi
vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermisbertambah banyak melalui
mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya
menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear
cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit
Tipe-Tipe Sel Epidermis
1. Keratinocytes
Subtansi terbanyak dari
sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu mengelupas pada permukaaan
epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan oleh aktivitas
mitosis dari lapisan basal (di malam hari). Selama perjalanannya ke luar
(menuju permukaan. Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen dalam
sitoplasma. Proses dari basal sampai korneum selama 20-30 hari. Karena proses
cytomorhose
dari keratinocytes yang bergerak dari basal ke korneum, lima lapisan dapat
diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum, granulosum, losidum dan kornium.
2. Melanocytes
Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment
melanin yang memberikan warna coklat pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan
panjang. Mengandung tirosinase yang dihasilkan oleh REG, kemudian tirosinase
tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval granules (melanosomes). Ketika
asam amino tirosin berpindah ke dalam melanosomes, melanosomes berubah menjadi
melanin. Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian
melanin meninggalkan badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel
dalam lapisan stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin didegradasi
oleh keratinocytes.
3.
Merkel Cells
Banyak
terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral mucosa, daerah
dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak mengandung
keratinocytes.
4.
Langerhans Cells
Disebut
juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum spinosum.
Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% – 4 % dari keseluruhan sel
epidermis. Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada lubang mulut,
esophagus, dan vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk responisasi terhadap imun karena mempunyai antibodi
2. DERMIS ( Korium)
Kulit
jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit (Sebacea) atau
kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak
rambut (muskulus arektor pili).
Sel-sel umbi rambut yang berada di dasar kandung
rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar palit
yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan
kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit
sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata
kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di
kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak
tangan dan
telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks
interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan
ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan berbagai
rangsangan dari luar. Masing-masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu,
seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas,
dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal
yang dapat merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau
sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di kandung rambut, akan
mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar palit yan
menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan kulit
dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut.
Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan
kulit melalui pori-pori kulit.
Pada
dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat
kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut
kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena
fungsinya dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan
kelenturan kulit.
Berkurangnya
protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah mengendur
hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor
usia atau kekurangan gizi. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit
jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak
memiliki kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari.
Di dalam lapisan kulit jangat
terdapat dua macam kelenjar yaitu :
a. Kelenjar keringat (Sudorifera)
Kelenjar
keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu
saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori
keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak
terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak.
Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa
pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan
jasmani, emosi dan obat-obat tertentu.
Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
1) Kelenjar keringat ekrin
Kelenjar keringat ini mensekresi
cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95-97 persen air dan mengandung
beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan
sampingan dari metabolism seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh
kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala.
Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat
dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.
Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing,
bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang
tidak ada rambutnya.
2) Kelenjar keringat apokrin
Hanya terdapat di daerah ketiak,
puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital)
menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna
keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini
mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya
berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut.
Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit
cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif
setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.
b. Kelenjar palit (Sebacea)
Kelenjar
palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung rambut
terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel).
Folikel rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga
kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali
pada telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian
tubuh terutama pada bagian muka.
Pada
umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala,
kelenjar palit atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk
melumasi rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa
kelenjar palit atau kelenjar sebasea membesar sedangkan folikel rambut mengecil. Pada kulit
badan termasuk pada bagian wajah, jika produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan
lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.
3
HIPODERMIS / SUBCUTIS.
Lapisan
ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat
bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ
tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Ketebalan
dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di
daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua,
kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang
sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur
serta makin kehilangan kontur.
Kulit Tipis dann Kulit Tebal
Kulit tipis menutupi seluruh bagian tubuh kecuali vola manus
dan planta pedis yang merupakan kulit tebal. Epidermisnya tipis sedangkan
ketebalan kulitnya tergantung dari daerah di tubuh. Pada dasarnya memiliki
susunan yang sama dengan kulit tebal, hanya terdapat beberapa perbedaan :
1. Epidermis sangat tipis,terutama stratum spinosum menipis.
2. Stratum granulosum tidak merupakan lapisan yang kontinyu.
3. Tidak terdapat stratum lucidium.
4.
Stratum corneum sangat tipis.
5.
Papila corii tidak teratur susunannya.
6. Lebih sedikit adanya glandula sudorifera.
7. Terdapat folikel rambut dan glandula sebacea.
D. Derivat Kulit
2.1.3 Rambut
Rambut merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi
epitel epidermis. Rambut ditemukan diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan,
telapak kaki, bibir, glans penis, klitoris dan labia minora. Pertumbuhan rambut
pada daerah-daerah tubuh seperti kulit kepala, muka, dan pubis sangat
dipengaruhi tidak saja oleh hormon kelamin-terutama androgen-tetapi juga oleh
hormon adrenal dan hormon tiroid. Setiap rambut berkembang dari sebuah
invaginasi epidermal, yaitu folikel rambut yang selama masa pertumbuhannya
mempunyai pelebaran pada ujung disebut bulbus rambut. Pada dasar bulbus rambut
dapat dilihat papila dermis. Papila dermis mengandung jalinan kapiler yang
vital bagi kelangsungan hidup folikel rambut.
Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki
dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan
bibir.
Terdapat
2 jenis rambut :
a. Rambut terminal ( dapat panjang dan pendek)
b. Rambut velus ( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut
1. Melindungi kulit dari pengaruh
buruk, seperti alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke
mata, bulu hidung (vibrissae) untuk menyaring udara.
2. Pengatur suhu
3. Pendorong penguapan keringat
4. Indera peraba yang sensitive.
Terdapat 2 fase :
1. Fase pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut
bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela. Berlangsung sampai
dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal
mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase Istirahat ( Telogen)
Berlangsung 4 bulan, rambut
mengalami kerontokan 50 –100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Gerak
merinding jika terjadi trauma , stress, disebut Piloereksi. Warna rambut
ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu
dikontrol oleh hormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di
kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan
oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S.
Cushing(wanita).
2. 1.4 Kuku
Kuku tersusun atas protein yang mengeras disebut
keratin. Fungsinya sebagai pelindung ujung jari tangan dan jari kaki. Lempeng
kuku (LK) berbentuk empat persegi panjang, keras, cembung ke arah lateral dan
dorsal, transparan, terletak di dorsalo paling distal. LK terbentuk dari bahan
tanduk yang tumbuh ke arah dorsal untuk waktu yang tidak terbatas. Kecepatan
tumbuh kuku jari tangan: lebih kurang 0,1 mm/ hari, kuku jari kaki 1/3-1/2
kecepatan kuku jari tangan. Tebal kuku tangan bervariasi
0,5 mm- 0,75mm, dan pada kaki dapat mencapai 1,0 mm. LK terdiri dari tiga
lapisan horizontal yang masing-masing adalah:
1. Lapisan
dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian proksimal (1/3 bagian).
2. Lapisan
intermediet yang dibentuk oleh matriks bagian distal (2/3 bagian).
3. Lapisan
ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar kuku dan hiponikium yang
mengandung keratin lunak.
Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal
LK. Lunula merupakan ujung akhir matriks kuku. Warna putih lunula disebabkan
epitel yang lebih tebal dari epitel kasar kuku dan kurang melekatnya epitel
dibawahnya sehingga transmisi warna pembuluh drah kurang dipancarkan. Daerah di
bawah LK disebut hiponikium. Alur kuku dan lipat kuku merupakan batas dan pelindung
kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan epidermis, bersama kuku yang
melindungi matriks kuku. Produk akhirnya adalah kutikel. Pada matriks
kuku terdapat sel melanosit
Bagian-bagian kuku :
1)
Matriks
kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
2)
Dinding
kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian
pinggir dan atas.
3)
Dasar
kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
4)
Alur
kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
5)
Akar
kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang
dikelilingi dinding kuku.
6)
Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian
tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku.
7)
Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih
dekat
akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
8)
Eponikium
: merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi bagian
permukaan lempeng kuku.
9)
Hiponikium
: merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free
edge) menebal.
2.1.4 Fungsi Sistem Integumen
a.
Pelindung
dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet dan mekanik, kimia,
atau suhu
b.
Penerima
sensasi, sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu
c.
Pengatur
suhu, menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan meningkatkan kehilangan
panas saat suhu panas
d. Fungsi metabolic, menyimpan energi melelui cadangan lemak,
sintesis vitamin D.
e.
Ekskresi
dan absorpsi.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bahwa didalam tubuh manusia terdapat
berbagai macam sistem yang beragam yang masing-masing mempunyai fungsi,
struktur dan tata letak yang berbeda-beda. Termasuk didalamnya sistem
integumen, yang sangat berperan dalam melindungi sistem-sistem yang berada
didalam tubuh. Karena sistem integumen terletak pada luar tubuh. Selain itu
juga masih banyak fungsi dari sistem integumen sendiri, diantaranya yaitu
menjaga suhu normal tubuh. Mencegah patogen-patogen masuk kedalam tubuh. Maka
bisa disimpulkan bahwa sistem integumen merupakan ketahanan pertama atau awal
dari pengaruh buruk keadaan diluar tubuh.
SARAN
Adapun
saran dari penyusunan makalah ini diharapkan mahasiswa lebih mengetahui
terlebih dahulu tentang ilmu anatomi fisiologi tubuh manusia mengenai sistem
integumen agar lebih menguasai materi yang dipersiapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,J,L.
1999. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan.
Edisi 2 (terjemahan). Jakarta: EGC
Dahlan,
Ishandono dan M. Rosadi Siswandana. 2002. Penggunaan Propanolol Untuk
Menghambat Proses Katabolisme Pada Pasien Luka Bakar, Jurnal Berkala Ilmu
Kedokteran XXXVI (1) UGM. http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/tipejurnal.php/. 16 Juni
2011
Doenges
M.E.1989. Nursing Care Plan. Guidlines for Planning Patient Care (2 nd
ed ). F.A. Davis Company. Philadelpia.
Finn
Geneser. Buku teks Histologi. Jilid
2, terjemahan Arifin Gunawijaya. Jakarta: Binarupa Aksara, 1994 : 1-32.
Kartini,
Monica. 2009. Efek Penggunaan Madu dalam Manajemen Luka Bakar, Jurnal
Kesehatan, Volume 2 No. 2.
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/22091720.pdf. 16 Juni 2011
Khan
et al. 2007. Review Article: Honey: Nutritional and Medicinal Value,
International Journal of Clinical Practice. Volume 61, Number 10. http://www.blackwell-synergy.com.
Tanggal 16 Juni 2011
Mutaqqin,
Arif dan Sari, Kumala. 2011. Asuhan
Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika
Subrahmanyam, M. 1998. A
Prospective Randomised Clinical and Histological Study of Superficial Burn
Wound Healing with Honey and Silver Sulfadiazine, Journal of The
International Society for Burn Injuries, Volume 24, Issue 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar